Selasa, 06 Desember 2011

Menuju bahagia dunia dan akhirat

MENUJU KEBAHAGIAAN

      Manusia selalu berada di antara hidayah Allah
dan tipu daya syaithan. Kelengahan sedikit
saja, syaithan akan bisa menjermusukan
seseorang ke dalam lembah yang akan
menyia-nyiakan bahkan merusak hidup
seseorang. Berikut ini adalah 7 amal penting
yang akan menjamin seseorang terhindar dari
kondisi negatif itu. Dengan melakukan 7
program ini, seseorang akan diampuni
dosanya, dilindungi dari fitnah kubur,
dibangunkan rumah di surga, dikabulkan
do#8217;anya, dilindungi dari kefakiran, dicukupi
kebutuhannya, dibebaskan dari perasaan
gelisah. Uniknya lagi, semua hal itu dapat
diperoleh hanya dengan membutuhkan waktu
kurang lebih 60 menit atau 1 jam saja.
Melakukan 12 rakaat sunnah rawatib. Yakni, 2
rakaat sebelum subuh, 4 rakaat sebelum
zuhur, 2 rakaat bada zuhur, 2 rakaat setelah
maghrib, dan 2 rakaat setelah isya.
Manfaat yang diharapkan: Allah akan
membangunkan sebuah rumah di surga bagi
orang yang senantiasa melakukannya.
Dalil : Rasulullah saw bersabda,
#8220;Barangsiapa
yang solat dalam satu hari sebanyak 12
rakaat, sunnah, Allah akan bangunkan baginya
rumah di surga.#8221; (HR Muslim)
Sholat dua rakaat tahajjud. Faidah yang
diharapkan: Dikabulkannya do#8217;a,
diampunkannya dosa, dan dicukupi Allah
kebutuhannya. Dalil: Sabda Rasulullah saw,
#8220;Allah sw turun setiap malam ke langit
dunia, di
saat sepertiga malam terakhir dan
mengatakan, #8220;Siapa yang berdo#8217;a
kepadaku,
pasti aku kabulkan. Siapa yang meminta
padaku,pasti aku berikan, dan siapa yang
memohon ampun padaku, pasti aku ampuni.
(HR. Bukhari)
Melakukan sholat duha 2 raka#8217;at, 4 rakaat
atau
8 rakaat. Manfaat yang diharapkan: Bernilai
shadaqah dari seluruh persendian tulang. Dalil:
Rasulullah saw bersabda, #8220;Setiap persendian
kalian adalah sadakah, setiap tasbih adalah
sadakah, setiap tahmid adalah sadakah, setiap
tahlil adalah adakah, setiap takbir adalah
sadakah, setiap anjuran pada kebaikan adalah
sadakah, setiap larangan dari yang mungkar
adalah sadakah, dan semuanya akan
mendapat ganjaran yang sama dengan
melakukan shalat dua rakaat dari shalat duha.
Membaca surat Al Mulk. Manfaat yang
diharapkan: Diselamatkan dari adzab kubur.
Dalil : Rasulullah saw bersabda,
#8220;Sesungguhnya ada salah satu surat dri Al
Qur`an yang terdiri dari 30 ayat. Ia akan
memberi syafaat pada seseorang dengan
pengampunan dosa. Yaitu surat
#8220;tabarakallazi
biyadihil mulk.#8221; (HR Turmudzi dan Ahmad.
Turmudzi mengatakan, ini adalah hadits hasan)
Mengatakan : Laailaaha illallah wah dahu laa
syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa
hua ala kulli syai#8217;in qadir dalam satu hari
seratus kali. Manfaat yang diharapkan:
Terpelihara dari gangguan syaitan selama satu
hari, dihapuskan 100 kesalahan dan
memperoleh 100 kebaikan.
Dalil : Rasulullah saw bersabda,
#8220;Barangsiapa
yang mengatakan #8220;Laa ilaaha illallah wah
dahuu laa syariikalah, lahul mulku wa lahul
hamdu, wa huwa ala kulli syai#8217;in
qadiir#8221;, maka
ia akan mendapat pahala seperti
membebaskan 10 budak, ditulis baginya 100
kebaikan, dihapuskan 100 kesalahannya, dan
ia akan terpelihara dari syaitan pada hari itu
sampai sore, dan tidak ada seorangpun yang
lebih baik dari apa yang ia peroleh dari hari itu,
kecuali ada orang yang beramal lebih dari
itu.#8221;
Shalawat atas Nabi Muhammad saw sebanyak
100 kali.
Faidah yang diharapkan: Bebas dari bakhil dan
mendapat balasan shalawat dari Allah swt.
Dalil: Rasulullah saw bersabda, #8220;Barangsiapa
yang bershalawat atas diri saya maka Allah
akan mendo#8217;akannya sebanyak sepuluh
kali.#8221;
(HR. Muslim)

       Hadits Rasulullah saw: Orang yang bakhil
adalah orang yang bila namaku disebut di
hadapannya, kemudian ia tidak bershalawat
kepadaku. (HR Turmudzi)
Mengatakan Subhanallah wa bihamdihi,
subhanallahil aziim.
        Faidah yang diharapkan: Ditanamkan di surga
untuk yang melakukannya 100 batang pohon.
Dalil: Rasulullah saw bersabda, #8220;Barangsiapa
yang melazimkan istighfar, maka Allah akan
memberikan padanya jalankeluar di setiap
kesempitan, penyelesaian dari setiap
kegundahan, dan diberikan rizki dari sesuatu
yang tidak diduga-duga. (HR. Abu Daud, Ibnu
Majah, dan Hakim)


        Selain tujuh amalan di atas, tentu saja kita
harus mengerti bahwa iman dalam Islam
bukanlah sekedar sholat,dzikir dan bacaan Al
Quran, tapi mencakup perbuatan dan prilaku
kita dalam berhubungan sesama manusia.
Rasulullah menyebutkan, #8220;Senyum anda
kepada saudara anda adalah shadakah,
danperintah kepada yang ma#8217;ruf serta
larangan dari yang mungkar itu shadakah,
petunjukmu pada seorang asing yang tersesat
itu sedekah, engkau menuntun orang yang
sulit melihat itu shadakah, menyingkirkan batu
dan duri dari jalan itu adalah sadakah, dan
engkau membantu mengambilkan air untuk
sahdaramu itu adalah sedekah.#8221; Hadits
riwayat
       Turmudzi ini menunjukkan bahwa kebaikan
seorang muslim, selain ditunjang oleh kebaikan
bathinnya juga harus diimplementasikan dalam
kebaikannya dalam berhubungan dengan
lingkungan sosialnya

introspeksi diri menuju masa depan yang cerah

Muhasabah Diri Menggapai Masa Depan Cetak E-mail
  Oleh : Ustadz Agus Handoko,S.Th.I   
        Di akhir tahun 2008 Masehi dan tahun 1429 Hijriyah, ada baiknya kita mengevaluasi apa yang telah kita lakukan dan persiapan untuk menggapai masa depan yang lebih baik, hal tersebut diisyaratkan oleh Allah Swt. Dalam firmannya surat al-Hasyr : (59 : 18)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, dan hendaklah setiap diri, mengevaluasi kembali apa yang telah dilakukan untuk menata hari esok. Dan bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan”.
Menurut tafsir Syekh Syihabuddin Mahmud bin Abdullah al-Husaini al-Alusi dalam kitabnya Ruhul Ma'ani : " setiap perbuatan manusia yang telah dilakukan pada masa  lalu, mencerminkan perbuatan dia untuk persiapan diakhirat kelak. Karena hidup didunia bagaikan satu hari dan keesokan harinya merupakan hari akherat, merugilah manusia yang tidak mengetahui tujuan utamanya".
Jika kita berfikir tujuan utama manusia hidup didunia ialah mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal yaitu akherat, lalu sudahkah perbuatan yang telah dilakukan kita merupakan manifestasi kecintaan kita kepada Allah Swt?.
Cermin yang paling baik adalah masa lalu, setiap individu memiliki masa lalu yang baik ataupun buruk, dan sebaik-baik manusia adalah selalu mengevaluasi dengan bermuhasabah diri dalam setiap perbuatan yang telah ia lakukan. Sebagaimana pesan Sahabat Nabi Amirul Mukminin Umar bin Khottob : " حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا "
" Evaluasilah (Hisablah) dirimu sebelum kalian dihisab dihadapan Allah kelak"
Pentingnya setiap individu menghisab dirinya sendiri untuk selalu mengintrospeksi tingkat nilai kemanfaatan dia sebagai seorang hamba Allah Swt. yang segala sesuatunya akan dimintai pertanggungjawabannya diakherat kelak. Dan sebaik-baik manusia adalah yang dapat mengambil hikmah dari apa yang telah ia lakukan, lalu menatap hari esok yang lebih baik. Sebagaimana Dalam sebuah ungkapan yang sangat terkenal Rasulullah Saw bersabda, yang artinya : “Barang siapa yang hari ini, tahun ini lebih baik dari hari dan tahun yang lalu, dialah orang yang sukses, tapi siapa yang hari dan tahun ini sama hari dan tahun kemarin maka dia orang yang tertipu, dan siapa yang hari dan tahun ini lebih buruk dairpada hari dan tahun kemarin maka dialah orang yang terlaknat”
Untuk itu, takwa harus senantiasa menjadi bekal dan perhiasan kita setiap tahun, ada baiknya kita melihat kembali jalan untuk menuju takwa. Para ulama menyatakan setidaknya ada lima jalan yang patut kita renungkan mengawali tahun ini dalam menggapai ketakwaan. Jalan-jalan itu adalah:

1.    Muhasabah

       Yaitu evaluasi diri dan meningkatkan kualitas diri dengan selalu mengambil hikmah dari setiap sesuatu yang terjadi dalam diri kita.

2.    Mu’ahadah

       Yaitu mengingat-ingat kembali janji yang pernah kita katakan. Setiap saat, setiap shalat kita seringkali bersumpah kepada Allah : إيّاك نعبد و إيّاك نستعين
Hanya kepada-Mu-lah kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolong. Kemudian kita berjanji ;  ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين  إن صلاتي “Sesungguhnya solatku, ibadahku, hidup dan matiku semata-mata karena Allah Rabb semesta alam”. Dengan demikian, ada baiknya kita kembali mengingat-ingat janji dan sumpah kita. Semakin sering kita mengingat janji, insya Allah kita akan senantiasa menapaki kehidupan ini dengan nilai-nilai ketakwaan. Inilah yang disebut dengan mua’ahadah.

3.    Mujahadah
       Adalah bersungguh-sungguh kepada Allah Swt. Allah menegaskan dalam firmannya : والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا
Orang-orang yang sungguh (mujahadah) dijalan Kami, Kami akan berikan hidayah kejalan kami.

Terkadang kita ibadah tidak dibarengi dengan kesungguhan, hanya menggugurkan kewajiban saja, takut jatuh kedalam dosa dan menapaki kehidupan beragama asal-asalan. Padahal bagi seorang muslim yang ingin menjadi orang-orang yang bertakwa, maka mujahadah atau penuh kesungguhan adalah bagian tak terpisahkan dalam menggapai ketakwaan disamping muhasabah dan mu’ahadah.

4.    Muraqabah


       Adalah senantiasa merasa diawasi oleh Allah Swt. Inilah diantara pilar ketakwaan yang harus dimiliki setiap kali kita mengawali awal tahun dan menutup tahun yang lalu. Perasaan selalu merasa diawasi oleh Allah dalam bahasa hadisnya adalah Ihsan.
”الإحسان هو أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك"
artinya :“Ihsan adalah engkau senantiasa beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, kalau pun engkau belum bisa melihat-Nya, ketahuilah sesungguhnya Allah melihat kepadamu”.
Muraqabah atau ihsan adalah diantara jalan ketakwaan yang harus kita persiapkan dalam menyongsong dan mengisi lembaran tahun baru.

        Dulu dimasa sahabat, sikap muraqabah tertanam dengan baik dihati setiap kaum muslimin. Kita bisa ambil sebuah contoh kisah. Suatu ketika Amirul Mukminin Umar bin Khattab bertemu dengan seorang anak gembala yang sedang menggembalakan kambing-kambingnya. Umar berkata kepada anak tersebut: Wahai anak gembala, juallah kepada saya seekor kambingmu! Si anak gembala menjawab : Kambing-kambing ini ada pemliknya, saya hanya sekedar menggembalakannya saja. Umar lalu berkata : Sudahlah, katakan saja kepada tuanmu, mati dimakan serigala kalau hilang satu tidak akan ketahuan. Dengan tegas si anak itu menjawab : Jika demikian, dimanakah Allah itu? Umar demi mendengar jawaban si anak gembala ia pun menangis dan kemudian memerdekakannya.

        Lihatlah, seorang anak gembala yang tidak berpendidikan dan hidup didalam kelas sosial yang rendah tetapi memiliki sifat yang sangat mulia yaitu sifat merasa selalu diawasi oleh Allah dalam segala hal. Itulah yang disebut dengan muraqabah. Muraqabah adalah hal yang sangat penting ketika kita ingin menjadikan takwa sebagai bekal hidup kita ditahun ini dan tahun yang akan datang. Jika sikap ini dimiliki oleh setiap muslim, insya Allah kita tidak akan terjerumus pada perbuatan maksiat. Imam Ghazali mengatakan : ‘Aku yakin dan percaya bahwa Allah selalu melihatku maka aku malu berbuat maksiat kepada-Nya”.

5.    Mu’aqobah

       Artinya, mencoba memberi sanksi kepada diri manakala diri melakukan sebuah kekhilafan, memberikan teguran dan sanksi kepada diri kalau diri melakukan kesalahan. Ini penting dilakukan agar kita senantiasa meningkatkan amal ibadah kita. Manakala kita terlewat shalat subuh berjamaah maka hukumlah diri dengan infak disiang hari, misalnya. Manakala diri terlewat membaca al-Qur’an ‘iqoblah diri dengan memberi bantuan kepada simiskin. Kalau diri melewatkan sebuah amal shaleh maka hukumlah diri kita sendiri dengan melakukan amal shaleh yang lain. Inilah yang disebut mu’aqabah. Jika sikap ini selalu kita budayakan, insya Allah kita akan selalu mampu meningkatkan kualitas ibadah dan diri kita.
  
       Mengawali tahun 2009 Masehi dan tahun 1429 Hijriyah ini, mari takwa harus kita jadikan hiasan diri, bekal diri, dengan menempuh lima cara tadi. Yaitu muhasabah, muahadah, mujahadah, muraqabah dan mu’aqabah. Evaluasi diri, mengingat-ingat janji diri, punya kesungguhan diri, selalu merasa diawasi Allah dan memberikan hukuman terhadap diri kita sendiri. Jika lima hal ini kita jadikan bekal Insya Allah menapaki hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun kita akan selalu menapakinya dengan indah dan selalu meningkat kualitas diri kita, insya Allah.

Rabu, 23 November 2011

manusia

          Peringatan Hari Ozon Internasional yang jatuh pada tanggal 16 September 2007 lalu terkesan adem ayem. Tidak ada satu kegiatan apapun yang mengingatkan akan ketergatungan hidup manusia pada lapisan ozon. Padahal banyak masyarakat umum yang tidak mengetahui bahwa penipisan lapisan ozon terus berjalan dan sudah diluar batas toleransi lagi. Ibaratnya makhluk hidup, bumi secara perlahan-lahan segera akan hancur lebih dini (awal). Pemakaian zat-zat kimiawi seperti gas karbon dioksida dan maraknya “rumah kaca” serta pembalakan hutan secara besar-besaran adalah bagian dari pengrusakan ekologi lingkungan. Bentuk-bentuk yang berakibat terjadinya pemanasan global yang memiliki kontribusi sangat besar dalam penipisan lapisan ozon.
        Perhelatan internasional dalam pertemuan PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) pada selasa (25/9) dengan agenda puncak membahas permanasan global kembali mengingatkan masyarakat dunia untuk turut andil mengatasi masalah ini. Dunia seakan dihentak dalam beberapa hari terakhir ini. Perhelatan yang dilaksanakan di New York AS pada selasa (25/9) lalu dihadiri oleh utusan dari berbagai negara. Hal ini mengingatkan seluruh lapisan masyarakat dunia akan kerusakan lingkungan kini telah terakumulasi dalam udara yang dihirup dan air yang diminum dalam setiap harinya oleh manusia.
           Pakar ekologi dari Universitas Cornell, David Pimentel memperikaran dalam tiap tahunnya sekitar 62 juta kematian atau 40 persen dari total kematian di dunia saat ini disebabkan oleh faktor kerusakan lingkungan (Surya,26/9/07). Hal ini tidak lain akibat dari terjadinya penipisan lapisan ozon yang akan meningkatkan intensitas sinar ultra violet. Pelindung yang sejatinya akan mengurangi jumlah radiasi matahari ke bumi. Bila tidak hal ini akan menyebabkan banyak kasus kanker kulit, katarak, dan pelemahan sistem daya tahan tubuh. Dan yang paling membahayakan adalah kerusakan lingkungan akan semakin parah di permukaan bumi. Kalau memang begini realitanya, hasil penelitian di atas sungguh bukanlah hal yang mengada-ada.
       Selain itu juga, dampak dari penipisan lapisan ozon secara global sungguh jauh mengerikan bila dibandingkan dengan bencana-bencana yang terjadi diseluruh penjuru dunia saat ini. Ketika bencana akibat meluasnya lubang ozon benar-benar terjadi, hal ini tidak hanya akan menghancurkan infrastruktur, tetapi juga dapat memusnahkan seluruh kehidupan di bumi. Jika penipisan lapisan ozon ini tetap berlanjut tanpa adanya berbagai antisipasi, suatu bentuk bencana global yang menghancurkan kehidupan manusia bahkan seluruh makhluk hidup di Bumi hanyalah tinggal menunggu waktu saja.
          Isu penipisan lubang ozon itu sendiri sesungguhnya telah menjadi salah satu isu internasional terutama di PBB dalam hal Lingkungan Hidup, United Nations Environment Programme (UNEP), sejak tahun 1987. Organisasi yang terbentuk dalam sebuah protokol konvensi, dikenal dengan Montreal Protocol, mengajak kepada seluruh negara yang telah menandatangani konvensi tersebut untuk menghapus produksi CFC (Chlorofluorocarbon) secara bertahap pada 1 Januari 1996. Jika upaya ini berhasil maka lapisan ozon akan kembali normal pada tahun 2050.
        Produksi dan pemakaian CFC memang telah dikurangi bahkan nyaris tidak ada lagi, namum muncul lagi sekian aktivitas dan bahan yang kembali turut memberikan andil terjadinya penipisan lapisan ozon. Terbukti dengan meningkatnya pemanasan global sebagai mata rantai dampak penipisan pada lapisan ozon abad ini. Adalah pemakaian emisi karbon dioksida dan efek rumah kaca. Sepanjang abad ke-20, telah terjadi 10 kasus tahun terpanas hanya dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Tahun 1998 tercatat sebagai tahun terpanas di abad ke-20, yang berdampak terjadinya kebakaran hutan di Indonesia, Brasil, Australia atau negara lainnya dan kemarau panjang yang memusnahkan panen seperti di Afrika, serta bencana iklim lainnya akibat fenomena El-Nino (Kompas,27/9/02).
     Persoalan serius akan berlanjutnya penipisan pada lapisan ozon adalah tanggungjawab bersama masyarakat dunia. Dan bukan hanya tanggungjawab negara-negara maju maupun negara-negara berkembang saja. Seluruh manusia di muka bumi ini harus saling mengoreksi diri masing-masing sebelum menemui pintu dari ambang kemusnahan. Mengingat dampak dari bencana yang disebabkan oleh menipisnya lapisan ozon tentu tidak hanyak akan dialami oleh bangsa atau negara yang menyumbang paling besar akan terjadinya penipisan lapisan ozon ini. Sesungguhnya ada banyak cara dalam mengatasi pemasalahan bersama ini sepanjang seluruh masyarakat dunia memiliki i’tikad baik. Tidak lain adalah guna kelangsungan hidup manusia dan seluruh makluk hidup di muka bumi itu sendiri.
       Melestarikan hutan serta menyelamatkannya dari proses eksploitasi secara rakus oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, pengurangan pemakaian emisi yang mengandung karbon dioksida yang sangat besar serta menghindari pembangunan “rumah kaca” adalah cara yang sangat mudah untuk mengurangi laju dari proses penipisan lapisan ozon secara global. Selain pemahaman masyarakat umum yang harus terus dipupuk untuk dapat mengetahui akan ketergantungan kelangsungan kehidupan di dunia adalah lapisan ozon yang selama ini menyelimuti permukaan bumi.
    Selain itu juga turut mengkampanyekan boikot pada barang-barang yang diproduksi dengan menggunakan BPO (bahan perusak ozon) antara lain seperti kulkas, AC mobil, kasur busa, jok kursi, accesories kendaraan, produk kosmetik yang berbentuk spray, dan sebagainya. Sebagai bagian dari upaya kepedulian masyarakat secara umum terhadap perlindungan lapisan ozon juga dapat diwujudkan dengan cara memilih produk yang sudah tidak menggunakan BPO. Sehingga diantara seluruh masyarakat dunia ada rasa kebersamaan dan semangat yang tinggi untuk sama-sama memiliki visi dan misi untuk menyelamatkan bumi ini dari kehancuran “lebih dini” dapat terlaksana dan realistis. Terlepas dari ketidak-kekalan bumi itu sendiri. Semoga!

Selasa, 01 November 2011

Hakikat Manusia di Bumi

      Kebanyakan kaum muslimin masih beranggapan kewajibannya untuk agama ini hanyalah beramal dan beribadah (sholat, puasa dan sejenisnya). Dan itu mereka anggap sudah cukup membuat mereka selamat menuju akhirat. 

      Padahal ada 4 hal yang harus dilakukan setiap muslim untuk meningkatkan kualitas keislamannya, dimana dengannya ia selamat menuju akhirat.  Tanpa menjaga 4 kewajibannya ini maka mereka akan termasuk orang-orang yang merugi dan gagal di dunia dan akhirat.

      Berikut ini kami kutip penjelasan mengenai 4 langkah yang menjadi kewajiban setiap muslim agar kualitas iman dan keislamannya bisa terjaga kokoh dan meningkat dari hari ke hari.  Tulisan ini kami sarikan berdasarkan salah satu tulisan Abu Umamah Abdurrohim bin Abdul Qohhar Al Atsary sesuai keterangan sumber pustaka pada catatan kaki.

      Agama Islam akan bermanfaat bagi setiap muslim setelah ia menjalankan tugas yang telah diwajibkan oleh Alloh Subhanahu wa ta’ala.

Kewajiban setiap muslim terhadap agamanya itu ada 4 yaitu :

1. Mempelajari Islam (menuntut ilmu agama)

2. Mengamalkan ajaran Islam (berdasarkan ilmu yang sudah kita pelajari) pada diri kita sendiri

3. Mendakwahkan ajaran Islam kepada umat manusia agar taat pada agama Islam

4. Bersabar dalam mengamalkan ajaran Islam, dalam berdakwah dan dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah.

        Keempat tugas dan kewajiban ini telah Alloh subhanahu wata’ala sebutkan dalam firmanNya  (artinya) :

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” (QS, Al ‘Ashr: 1-3)

Imam As-Syafi’i berkata: “Seandainya semua manusia memikirkan apa yang ada di dalam surat ini (surat Al ‘Ashr), sesungguhnya surat ini mencukupi mereka”. Penjelasannya adalah bahwa martabat itu ada empat, dengan menyempurnakan keempatnya, maka seseorang mendapatkan puncak kesempurnaannya. (seperti ditulis Imam Ibnul Qoyyim  di dalam Miftah Darus Sa’adah 1/56)(sebagai tambahan penerbit) 

Berikut dibawah ini penjelasan singkatnya :

1. Mempelajari Islam (Berilmu)

Allah Subhanahu wa ta’ala mewajibkan setiap muslim untuk mempelajari agamanya secara terus-menerus, hingga akhir hayat, sebagaimana telah disabdakan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam (artinya) :

“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”

(HR. Ibnu Majah, Abu Ya’la, Thabrani, dan Al Albany telah menshohihkannya)

Adapun diantara sebab-sebab diwajibkannya belajar agama adalah :

-  Kita tidak dapat menjalankan agama dengan baik dan benar kalau tidak belajar (memahami) terlebih dahulu dengan baik apa yang akan kita amalkan.  Orang yang tidak mau atau bermalas-malasan belajar agama tidak akan mendapatkan kebaikan.  Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda (artinya) :

“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Alloh kebaikan baginya, maka Alloh akan mengkaruniakan kepahaman agama baginya”   (HR Al Bukhori).

Al Imam Al Bukhori menafsirkan hadits ini dengan mengatakan : “Orang yang tidak mau belajar kaidah-kaidah Islam, terhalang baginya kebaikan”

-  Ibadah atau amal shalih yang dicintai dan diridhoi Alloh Subhanahu wa ta’ala adalah jika amalan itu sesuai dengan (cara dan tujuan yang dijelaskan di) Al Qur’an dan As-Sunnah.  Maka kita wajib mempelajari Al Qur’an dan As-Sunnah karena keduanya menerangkan segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi Alloh subhanahu wata’ala untuk kita amalkan. Didalamnya juga diterangkan hal-hal yang dibenci dan dimurkai oleh-Nya yang harus kita jauhi dan tinggalkan.

Rosululloh shalallahu alaihi wassalam menyampaikan pesan untuk seluruh umat Islam, melalui sabdanya (artinya) :

“Aku tinggalkan bagi kalian dua perkara, yang kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh dengan keduanya, yaitu kitabulloh dan sunnahku.  Keduanya tidak akan berpisah sampai kalian (bertemu) kembali denganku di telaga Al Haudh”  (Al Hadits,  diantaranya ada dalam riwayat Hakim (I/172), dan Daruquthni(hadits no. 149), HR Imam Malik 1395 bersumber dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu dihasankan oleh Al-Albani di dalam kitabnya Manzilatus Sunnah fil Islam 1/18]

-  Alloh subhanahu wata’ala telah melarang untuk mengerjakan sesuatu yang tidak diketahui ilmunya. Alloh subhanahu wata’ala berfirman (artinya) :

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra: 36)

 

Jadi orang Islam yang tidak mau belajar agama, dia tidak akan mengerti mana jalan yang lurus (baik) dan mana jalan yang menyesatkan, mana yang benar dan mana yang salah. Mereka tidak akan mengerti mana perbuatan yang dicintai Alloh dan mana yang dibenci dan dimurkai-Nya.

Orang yang tidak mau belajar agama telah berdosa karena tidak taat kepada Alloh subhanahu wata’ala.

 

Adapun ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap muslim ada tiga yaitu mempelajari tentang Alloh subhanahu wata’ala, mempelajari tentang Nabi-Nya shalallahu alaihi wassalam, dan mempelajari tentang agama Alloh subhanahu wata’ala.

 

2.   Mengamalkan Ajaran Islam

Kewajiban setiap muslim setelah mempelajari ilmu agama adalah mengamalkan ilmunya.  Orang yang belajar agama tapi tidak mengamalkannya, tidak ada gunanya dan tetap berada dalam kesesatan dan murkan Alloh subhanahu wata’ala. 

Orang yang mengerti dengan baik ajaran Islam namun tidak mengamalkannya, sangat menyerupai orang Yahudi yang tahu kebenaran Islam tapi menyangkalnya, kemudian dilaknat Alloh subhanahu wata’ala. Adapun orang yang mengamalkan agama tetapi tidak diadasari ilmu yang benar, maka mereka menyerupai orang Nasrani (Kristen) yang beribadah dengan cara yang salah, dan telah dilaknat Alloh subhanahu wata’ala.

Orang Islam wajib mempelajari agamanya dengan sebaik-baiknya, kemudian mengamalkannya dengan cara menjalankan perintah dan menjauhi apa yang dilarangNya dan dimurkaiNya.  Mempelajari dan mengamalkan Islam merupakan jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang telah diberi petunjuk dan diberi nikmat oleh Alloh subhanahu wata’ala yaitu para Nabi, shiddiqun, syuhada dan orang-orang yang sholih.

 

3.  Mendakwahkan ajaran Islam

Kewajiban selanjutnya adalah menyampaikan dan mengajak kaum muslimin untuk mempelajari Islam dengan baik kemudian mengamalkannya, juga mengajak orang-orang yang diluar Islam agar memeluk agama Islam yang jelas telah diridhoi Alloh Subhanahu wata’ala, yang akan menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat.

Alloh subhanahu wata’ala telah menerangkan kewajiban berdakwah ini dalam firmanNya (artinya) :

“Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan peringatan yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik”  (QS An Nahl : 125)

 

4.  Bersabar dalam menjalankan kewajiban beragama

Bersabar artinya menahan hawa nafsu untuk taat dan tidak bermaksiat kepada Alloh subhanahu wata’ala serta tidak mencela dan membenci takdir Alloh subhanahu wata’ala.

Sabar itu ada 3 macam :

  1. Bersabar ketika menjalankan ketaatan kepada Alloh subhanahu wata’ala

  2. Bersabar ketika menjauhi larangan dan maksiat

  3. Bersabar ketika menerima ujian dan cobaan dari Alloh subhanahu wata’ala

 

Demikianlah, inilah empat tugas dan kewajiban bagi setiap muslim agar agamanya bermanfaat pada dirinya dengan baik, yaitu mempelajari agama, mengamalkannya, mendakwahkannya dan bersabar.