MENUJU KEBAHAGIAAN
Manusia selalu berada di antara hidayah Allah
dan tipu daya syaithan. Kelengahan sedikit
saja, syaithan akan bisa menjermusukan
seseorang ke dalam lembah yang akan
menyia-nyiakan bahkan merusak hidup
seseorang. Berikut ini adalah 7 amal penting
yang akan menjamin seseorang terhindar dari
kondisi negatif itu. Dengan melakukan 7
program ini, seseorang akan diampuni
dosanya, dilindungi dari fitnah kubur,
dibangunkan rumah di surga, dikabulkan
do#8217;anya, dilindungi dari kefakiran, dicukupi
kebutuhannya, dibebaskan dari perasaan
gelisah. Uniknya lagi, semua hal itu dapat
diperoleh hanya dengan membutuhkan waktu
kurang lebih 60 menit atau 1 jam saja.
Melakukan 12 rakaat sunnah rawatib. Yakni, 2
rakaat sebelum subuh, 4 rakaat sebelum
zuhur, 2 rakaat bada zuhur, 2 rakaat setelah
maghrib, dan 2 rakaat setelah isya.
Manfaat yang diharapkan: Allah akan
membangunkan sebuah rumah di surga bagi
orang yang senantiasa melakukannya.
Dalil : Rasulullah saw bersabda,
#8220;Barangsiapa
yang solat dalam satu hari sebanyak 12
rakaat, sunnah, Allah akan bangunkan baginya
rumah di surga.#8221; (HR Muslim)
Sholat dua rakaat tahajjud. Faidah yang
diharapkan: Dikabulkannya do#8217;a,
diampunkannya dosa, dan dicukupi Allah
kebutuhannya. Dalil: Sabda Rasulullah saw,
#8220;Allah sw turun setiap malam ke langit
dunia, di
saat sepertiga malam terakhir dan
mengatakan, #8220;Siapa yang berdo#8217;a
kepadaku,
pasti aku kabulkan. Siapa yang meminta
padaku,pasti aku berikan, dan siapa yang
memohon ampun padaku, pasti aku ampuni.
(HR. Bukhari)
Melakukan sholat duha 2 raka#8217;at, 4 rakaat
atau
8 rakaat. Manfaat yang diharapkan: Bernilai
shadaqah dari seluruh persendian tulang. Dalil:
Rasulullah saw bersabda, #8220;Setiap persendian
kalian adalah sadakah, setiap tasbih adalah
sadakah, setiap tahmid adalah sadakah, setiap
tahlil adalah adakah, setiap takbir adalah
sadakah, setiap anjuran pada kebaikan adalah
sadakah, setiap larangan dari yang mungkar
adalah sadakah, dan semuanya akan
mendapat ganjaran yang sama dengan
melakukan shalat dua rakaat dari shalat duha.
Membaca surat Al Mulk. Manfaat yang
diharapkan: Diselamatkan dari adzab kubur.
Dalil : Rasulullah saw bersabda,
#8220;Sesungguhnya ada salah satu surat dri Al
Qur`an yang terdiri dari 30 ayat. Ia akan
memberi syafaat pada seseorang dengan
pengampunan dosa. Yaitu surat
#8220;tabarakallazi
biyadihil mulk.#8221; (HR Turmudzi dan Ahmad.
Turmudzi mengatakan, ini adalah hadits hasan)
Mengatakan : Laailaaha illallah wah dahu laa
syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa
hua ala kulli syai#8217;in qadir dalam satu hari
seratus kali. Manfaat yang diharapkan:
Terpelihara dari gangguan syaitan selama satu
hari, dihapuskan 100 kesalahan dan
memperoleh 100 kebaikan.
Dalil : Rasulullah saw bersabda,
#8220;Barangsiapa
yang mengatakan #8220;Laa ilaaha illallah wah
dahuu laa syariikalah, lahul mulku wa lahul
hamdu, wa huwa ala kulli syai#8217;in
qadiir#8221;, maka
ia akan mendapat pahala seperti
membebaskan 10 budak, ditulis baginya 100
kebaikan, dihapuskan 100 kesalahannya, dan
ia akan terpelihara dari syaitan pada hari itu
sampai sore, dan tidak ada seorangpun yang
lebih baik dari apa yang ia peroleh dari hari itu,
kecuali ada orang yang beramal lebih dari
itu.#8221;
Shalawat atas Nabi Muhammad saw sebanyak
100 kali.
Faidah yang diharapkan: Bebas dari bakhil dan
mendapat balasan shalawat dari Allah swt.
Dalil: Rasulullah saw bersabda, #8220;Barangsiapa
yang bershalawat atas diri saya maka Allah
akan mendo#8217;akannya sebanyak sepuluh
kali.#8221;
(HR. Muslim)
Hadits Rasulullah saw: Orang yang bakhil
adalah orang yang bila namaku disebut di
hadapannya, kemudian ia tidak bershalawat
kepadaku. (HR Turmudzi)
Mengatakan Subhanallah wa bihamdihi,
subhanallahil aziim.
Faidah yang diharapkan: Ditanamkan di surga
untuk yang melakukannya 100 batang pohon.
Dalil: Rasulullah saw bersabda, #8220;Barangsiapa
yang melazimkan istighfar, maka Allah akan
memberikan padanya jalankeluar di setiap
kesempitan, penyelesaian dari setiap
kegundahan, dan diberikan rizki dari sesuatu
yang tidak diduga-duga. (HR. Abu Daud, Ibnu
Majah, dan Hakim)
Selain tujuh amalan di atas, tentu saja kita
harus mengerti bahwa iman dalam Islam
bukanlah sekedar sholat,dzikir dan bacaan Al
Quran, tapi mencakup perbuatan dan prilaku
kita dalam berhubungan sesama manusia.
Rasulullah menyebutkan, #8220;Senyum anda
kepada saudara anda adalah shadakah,
danperintah kepada yang ma#8217;ruf serta
larangan dari yang mungkar itu shadakah,
petunjukmu pada seorang asing yang tersesat
itu sedekah, engkau menuntun orang yang
sulit melihat itu shadakah, menyingkirkan batu
dan duri dari jalan itu adalah sadakah, dan
engkau membantu mengambilkan air untuk
sahdaramu itu adalah sedekah.#8221; Hadits
riwayat
Turmudzi ini menunjukkan bahwa kebaikan
seorang muslim, selain ditunjang oleh kebaikan
bathinnya juga harus diimplementasikan dalam
kebaikannya dalam berhubungan dengan
lingkungan sosialnya
Selasa, 06 Desember 2011
introspeksi diri menuju masa depan yang cerah
Muhasabah Diri Menggapai Masa Depan |
Oleh : Ustadz Agus Handoko,S.Th.I |
Di akhir tahun 2008 Masehi dan tahun 1429 Hijriyah, ada baiknya kita
mengevaluasi apa yang telah kita lakukan dan persiapan untuk menggapai
masa depan yang lebih baik, hal tersebut diisyaratkan oleh Allah Swt.
Dalam firmannya surat al-Hasyr : (59 : 18) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, dan hendaklah setiap diri, mengevaluasi kembali apa yang telah dilakukan untuk menata hari esok. Dan bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan”. Menurut tafsir Syekh Syihabuddin Mahmud bin Abdullah al-Husaini al-Alusi dalam kitabnya Ruhul Ma'ani : " setiap perbuatan manusia yang telah dilakukan pada masa lalu, mencerminkan perbuatan dia untuk persiapan diakhirat kelak. Karena hidup didunia bagaikan satu hari dan keesokan harinya merupakan hari akherat, merugilah manusia yang tidak mengetahui tujuan utamanya". Jika kita berfikir tujuan utama manusia hidup didunia ialah mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal yaitu akherat, lalu sudahkah perbuatan yang telah dilakukan kita merupakan manifestasi kecintaan kita kepada Allah Swt?. Cermin yang paling baik adalah masa lalu, setiap individu memiliki masa lalu yang baik ataupun buruk, dan sebaik-baik manusia adalah selalu mengevaluasi dengan bermuhasabah diri dalam setiap perbuatan yang telah ia lakukan. Sebagaimana pesan Sahabat Nabi Amirul Mukminin Umar bin Khottob : " حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا " " Evaluasilah (Hisablah) dirimu sebelum kalian dihisab dihadapan Allah kelak" Pentingnya setiap individu menghisab dirinya sendiri untuk selalu mengintrospeksi tingkat nilai kemanfaatan dia sebagai seorang hamba Allah Swt. yang segala sesuatunya akan dimintai pertanggungjawabannya diakherat kelak. Dan sebaik-baik manusia adalah yang dapat mengambil hikmah dari apa yang telah ia lakukan, lalu menatap hari esok yang lebih baik. Sebagaimana Dalam sebuah ungkapan yang sangat terkenal Rasulullah Saw bersabda, yang artinya : “Barang siapa yang hari ini, tahun ini lebih baik dari hari dan tahun yang lalu, dialah orang yang sukses, tapi siapa yang hari dan tahun ini sama hari dan tahun kemarin maka dia orang yang tertipu, dan siapa yang hari dan tahun ini lebih buruk dairpada hari dan tahun kemarin maka dialah orang yang terlaknat” Untuk itu, takwa harus senantiasa menjadi bekal dan perhiasan kita setiap tahun, ada baiknya kita melihat kembali jalan untuk menuju takwa. Para ulama menyatakan setidaknya ada lima jalan yang patut kita renungkan mengawali tahun ini dalam menggapai ketakwaan. Jalan-jalan itu adalah: 1. Muhasabah Yaitu evaluasi diri dan meningkatkan kualitas diri dengan selalu mengambil hikmah dari setiap sesuatu yang terjadi dalam diri kita. 2. Mu’ahadah Yaitu mengingat-ingat kembali janji yang pernah kita katakan. Setiap saat, setiap shalat kita seringkali bersumpah kepada Allah : إيّاك نعبد و إيّاك نستعين Hanya kepada-Mu-lah kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolong. Kemudian kita berjanji ; ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين إن صلاتي “Sesungguhnya solatku, ibadahku, hidup dan matiku semata-mata karena Allah Rabb semesta alam”. Dengan demikian, ada baiknya kita kembali mengingat-ingat janji dan sumpah kita. Semakin sering kita mengingat janji, insya Allah kita akan senantiasa menapaki kehidupan ini dengan nilai-nilai ketakwaan. Inilah yang disebut dengan mua’ahadah. 3. Mujahadah Adalah bersungguh-sungguh kepada Allah Swt. Allah menegaskan dalam firmannya : والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا Orang-orang yang sungguh (mujahadah) dijalan Kami, Kami akan berikan hidayah kejalan kami. Terkadang kita ibadah tidak dibarengi dengan kesungguhan, hanya menggugurkan kewajiban saja, takut jatuh kedalam dosa dan menapaki kehidupan beragama asal-asalan. Padahal bagi seorang muslim yang ingin menjadi orang-orang yang bertakwa, maka mujahadah atau penuh kesungguhan adalah bagian tak terpisahkan dalam menggapai ketakwaan disamping muhasabah dan mu’ahadah. 4. Muraqabah Adalah senantiasa merasa diawasi oleh Allah Swt. Inilah diantara pilar ketakwaan yang harus dimiliki setiap kali kita mengawali awal tahun dan menutup tahun yang lalu. Perasaan selalu merasa diawasi oleh Allah dalam bahasa hadisnya adalah Ihsan. ”الإحسان هو أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك" artinya :“Ihsan adalah engkau senantiasa beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, kalau pun engkau belum bisa melihat-Nya, ketahuilah sesungguhnya Allah melihat kepadamu”. Muraqabah atau ihsan adalah diantara jalan ketakwaan yang harus kita persiapkan dalam menyongsong dan mengisi lembaran tahun baru. Dulu dimasa sahabat, sikap muraqabah tertanam dengan baik dihati setiap kaum muslimin. Kita bisa ambil sebuah contoh kisah. Suatu ketika Amirul Mukminin Umar bin Khattab bertemu dengan seorang anak gembala yang sedang menggembalakan kambing-kambingnya. Umar berkata kepada anak tersebut: Wahai anak gembala, juallah kepada saya seekor kambingmu! Si anak gembala menjawab : Kambing-kambing ini ada pemliknya, saya hanya sekedar menggembalakannya saja. Umar lalu berkata : Sudahlah, katakan saja kepada tuanmu, mati dimakan serigala kalau hilang satu tidak akan ketahuan. Dengan tegas si anak itu menjawab : Jika demikian, dimanakah Allah itu? Umar demi mendengar jawaban si anak gembala ia pun menangis dan kemudian memerdekakannya. Lihatlah, seorang anak gembala yang tidak berpendidikan dan hidup didalam kelas sosial yang rendah tetapi memiliki sifat yang sangat mulia yaitu sifat merasa selalu diawasi oleh Allah dalam segala hal. Itulah yang disebut dengan muraqabah. Muraqabah adalah hal yang sangat penting ketika kita ingin menjadikan takwa sebagai bekal hidup kita ditahun ini dan tahun yang akan datang. Jika sikap ini dimiliki oleh setiap muslim, insya Allah kita tidak akan terjerumus pada perbuatan maksiat. Imam Ghazali mengatakan : ‘Aku yakin dan percaya bahwa Allah selalu melihatku maka aku malu berbuat maksiat kepada-Nya”. 5. Mu’aqobah Artinya, mencoba memberi sanksi kepada diri manakala diri melakukan sebuah kekhilafan, memberikan teguran dan sanksi kepada diri kalau diri melakukan kesalahan. Ini penting dilakukan agar kita senantiasa meningkatkan amal ibadah kita. Manakala kita terlewat shalat subuh berjamaah maka hukumlah diri dengan infak disiang hari, misalnya. Manakala diri terlewat membaca al-Qur’an ‘iqoblah diri dengan memberi bantuan kepada simiskin. Kalau diri melewatkan sebuah amal shaleh maka hukumlah diri kita sendiri dengan melakukan amal shaleh yang lain. Inilah yang disebut mu’aqabah. Jika sikap ini selalu kita budayakan, insya Allah kita akan selalu mampu meningkatkan kualitas ibadah dan diri kita. Mengawali tahun 2009 Masehi dan tahun 1429 Hijriyah ini, mari takwa harus kita jadikan hiasan diri, bekal diri, dengan menempuh lima cara tadi. Yaitu muhasabah, muahadah, mujahadah, muraqabah dan mu’aqabah. Evaluasi diri, mengingat-ingat janji diri, punya kesungguhan diri, selalu merasa diawasi Allah dan memberikan hukuman terhadap diri kita sendiri. Jika lima hal ini kita jadikan bekal Insya Allah menapaki hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun kita akan selalu menapakinya dengan indah dan selalu meningkat kualitas diri kita, insya Allah. |
Langganan:
Komentar (Atom)