Rabu, 23 November 2011

manusia

          Peringatan Hari Ozon Internasional yang jatuh pada tanggal 16 September 2007 lalu terkesan adem ayem. Tidak ada satu kegiatan apapun yang mengingatkan akan ketergatungan hidup manusia pada lapisan ozon. Padahal banyak masyarakat umum yang tidak mengetahui bahwa penipisan lapisan ozon terus berjalan dan sudah diluar batas toleransi lagi. Ibaratnya makhluk hidup, bumi secara perlahan-lahan segera akan hancur lebih dini (awal). Pemakaian zat-zat kimiawi seperti gas karbon dioksida dan maraknya “rumah kaca” serta pembalakan hutan secara besar-besaran adalah bagian dari pengrusakan ekologi lingkungan. Bentuk-bentuk yang berakibat terjadinya pemanasan global yang memiliki kontribusi sangat besar dalam penipisan lapisan ozon.
        Perhelatan internasional dalam pertemuan PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) pada selasa (25/9) dengan agenda puncak membahas permanasan global kembali mengingatkan masyarakat dunia untuk turut andil mengatasi masalah ini. Dunia seakan dihentak dalam beberapa hari terakhir ini. Perhelatan yang dilaksanakan di New York AS pada selasa (25/9) lalu dihadiri oleh utusan dari berbagai negara. Hal ini mengingatkan seluruh lapisan masyarakat dunia akan kerusakan lingkungan kini telah terakumulasi dalam udara yang dihirup dan air yang diminum dalam setiap harinya oleh manusia.
           Pakar ekologi dari Universitas Cornell, David Pimentel memperikaran dalam tiap tahunnya sekitar 62 juta kematian atau 40 persen dari total kematian di dunia saat ini disebabkan oleh faktor kerusakan lingkungan (Surya,26/9/07). Hal ini tidak lain akibat dari terjadinya penipisan lapisan ozon yang akan meningkatkan intensitas sinar ultra violet. Pelindung yang sejatinya akan mengurangi jumlah radiasi matahari ke bumi. Bila tidak hal ini akan menyebabkan banyak kasus kanker kulit, katarak, dan pelemahan sistem daya tahan tubuh. Dan yang paling membahayakan adalah kerusakan lingkungan akan semakin parah di permukaan bumi. Kalau memang begini realitanya, hasil penelitian di atas sungguh bukanlah hal yang mengada-ada.
       Selain itu juga, dampak dari penipisan lapisan ozon secara global sungguh jauh mengerikan bila dibandingkan dengan bencana-bencana yang terjadi diseluruh penjuru dunia saat ini. Ketika bencana akibat meluasnya lubang ozon benar-benar terjadi, hal ini tidak hanya akan menghancurkan infrastruktur, tetapi juga dapat memusnahkan seluruh kehidupan di bumi. Jika penipisan lapisan ozon ini tetap berlanjut tanpa adanya berbagai antisipasi, suatu bentuk bencana global yang menghancurkan kehidupan manusia bahkan seluruh makhluk hidup di Bumi hanyalah tinggal menunggu waktu saja.
          Isu penipisan lubang ozon itu sendiri sesungguhnya telah menjadi salah satu isu internasional terutama di PBB dalam hal Lingkungan Hidup, United Nations Environment Programme (UNEP), sejak tahun 1987. Organisasi yang terbentuk dalam sebuah protokol konvensi, dikenal dengan Montreal Protocol, mengajak kepada seluruh negara yang telah menandatangani konvensi tersebut untuk menghapus produksi CFC (Chlorofluorocarbon) secara bertahap pada 1 Januari 1996. Jika upaya ini berhasil maka lapisan ozon akan kembali normal pada tahun 2050.
        Produksi dan pemakaian CFC memang telah dikurangi bahkan nyaris tidak ada lagi, namum muncul lagi sekian aktivitas dan bahan yang kembali turut memberikan andil terjadinya penipisan lapisan ozon. Terbukti dengan meningkatnya pemanasan global sebagai mata rantai dampak penipisan pada lapisan ozon abad ini. Adalah pemakaian emisi karbon dioksida dan efek rumah kaca. Sepanjang abad ke-20, telah terjadi 10 kasus tahun terpanas hanya dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Tahun 1998 tercatat sebagai tahun terpanas di abad ke-20, yang berdampak terjadinya kebakaran hutan di Indonesia, Brasil, Australia atau negara lainnya dan kemarau panjang yang memusnahkan panen seperti di Afrika, serta bencana iklim lainnya akibat fenomena El-Nino (Kompas,27/9/02).
     Persoalan serius akan berlanjutnya penipisan pada lapisan ozon adalah tanggungjawab bersama masyarakat dunia. Dan bukan hanya tanggungjawab negara-negara maju maupun negara-negara berkembang saja. Seluruh manusia di muka bumi ini harus saling mengoreksi diri masing-masing sebelum menemui pintu dari ambang kemusnahan. Mengingat dampak dari bencana yang disebabkan oleh menipisnya lapisan ozon tentu tidak hanyak akan dialami oleh bangsa atau negara yang menyumbang paling besar akan terjadinya penipisan lapisan ozon ini. Sesungguhnya ada banyak cara dalam mengatasi pemasalahan bersama ini sepanjang seluruh masyarakat dunia memiliki i’tikad baik. Tidak lain adalah guna kelangsungan hidup manusia dan seluruh makluk hidup di muka bumi itu sendiri.
       Melestarikan hutan serta menyelamatkannya dari proses eksploitasi secara rakus oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, pengurangan pemakaian emisi yang mengandung karbon dioksida yang sangat besar serta menghindari pembangunan “rumah kaca” adalah cara yang sangat mudah untuk mengurangi laju dari proses penipisan lapisan ozon secara global. Selain pemahaman masyarakat umum yang harus terus dipupuk untuk dapat mengetahui akan ketergantungan kelangsungan kehidupan di dunia adalah lapisan ozon yang selama ini menyelimuti permukaan bumi.
    Selain itu juga turut mengkampanyekan boikot pada barang-barang yang diproduksi dengan menggunakan BPO (bahan perusak ozon) antara lain seperti kulkas, AC mobil, kasur busa, jok kursi, accesories kendaraan, produk kosmetik yang berbentuk spray, dan sebagainya. Sebagai bagian dari upaya kepedulian masyarakat secara umum terhadap perlindungan lapisan ozon juga dapat diwujudkan dengan cara memilih produk yang sudah tidak menggunakan BPO. Sehingga diantara seluruh masyarakat dunia ada rasa kebersamaan dan semangat yang tinggi untuk sama-sama memiliki visi dan misi untuk menyelamatkan bumi ini dari kehancuran “lebih dini” dapat terlaksana dan realistis. Terlepas dari ketidak-kekalan bumi itu sendiri. Semoga!

Selasa, 01 November 2011

Hakikat Manusia di Bumi

      Kebanyakan kaum muslimin masih beranggapan kewajibannya untuk agama ini hanyalah beramal dan beribadah (sholat, puasa dan sejenisnya). Dan itu mereka anggap sudah cukup membuat mereka selamat menuju akhirat. 

      Padahal ada 4 hal yang harus dilakukan setiap muslim untuk meningkatkan kualitas keislamannya, dimana dengannya ia selamat menuju akhirat.  Tanpa menjaga 4 kewajibannya ini maka mereka akan termasuk orang-orang yang merugi dan gagal di dunia dan akhirat.

      Berikut ini kami kutip penjelasan mengenai 4 langkah yang menjadi kewajiban setiap muslim agar kualitas iman dan keislamannya bisa terjaga kokoh dan meningkat dari hari ke hari.  Tulisan ini kami sarikan berdasarkan salah satu tulisan Abu Umamah Abdurrohim bin Abdul Qohhar Al Atsary sesuai keterangan sumber pustaka pada catatan kaki.

      Agama Islam akan bermanfaat bagi setiap muslim setelah ia menjalankan tugas yang telah diwajibkan oleh Alloh Subhanahu wa ta’ala.

Kewajiban setiap muslim terhadap agamanya itu ada 4 yaitu :

1. Mempelajari Islam (menuntut ilmu agama)

2. Mengamalkan ajaran Islam (berdasarkan ilmu yang sudah kita pelajari) pada diri kita sendiri

3. Mendakwahkan ajaran Islam kepada umat manusia agar taat pada agama Islam

4. Bersabar dalam mengamalkan ajaran Islam, dalam berdakwah dan dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah.

        Keempat tugas dan kewajiban ini telah Alloh subhanahu wata’ala sebutkan dalam firmanNya  (artinya) :

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” (QS, Al ‘Ashr: 1-3)

Imam As-Syafi’i berkata: “Seandainya semua manusia memikirkan apa yang ada di dalam surat ini (surat Al ‘Ashr), sesungguhnya surat ini mencukupi mereka”. Penjelasannya adalah bahwa martabat itu ada empat, dengan menyempurnakan keempatnya, maka seseorang mendapatkan puncak kesempurnaannya. (seperti ditulis Imam Ibnul Qoyyim  di dalam Miftah Darus Sa’adah 1/56)(sebagai tambahan penerbit) 

Berikut dibawah ini penjelasan singkatnya :

1. Mempelajari Islam (Berilmu)

Allah Subhanahu wa ta’ala mewajibkan setiap muslim untuk mempelajari agamanya secara terus-menerus, hingga akhir hayat, sebagaimana telah disabdakan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam (artinya) :

“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”

(HR. Ibnu Majah, Abu Ya’la, Thabrani, dan Al Albany telah menshohihkannya)

Adapun diantara sebab-sebab diwajibkannya belajar agama adalah :

-  Kita tidak dapat menjalankan agama dengan baik dan benar kalau tidak belajar (memahami) terlebih dahulu dengan baik apa yang akan kita amalkan.  Orang yang tidak mau atau bermalas-malasan belajar agama tidak akan mendapatkan kebaikan.  Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda (artinya) :

“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Alloh kebaikan baginya, maka Alloh akan mengkaruniakan kepahaman agama baginya”   (HR Al Bukhori).

Al Imam Al Bukhori menafsirkan hadits ini dengan mengatakan : “Orang yang tidak mau belajar kaidah-kaidah Islam, terhalang baginya kebaikan”

-  Ibadah atau amal shalih yang dicintai dan diridhoi Alloh Subhanahu wa ta’ala adalah jika amalan itu sesuai dengan (cara dan tujuan yang dijelaskan di) Al Qur’an dan As-Sunnah.  Maka kita wajib mempelajari Al Qur’an dan As-Sunnah karena keduanya menerangkan segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi Alloh subhanahu wata’ala untuk kita amalkan. Didalamnya juga diterangkan hal-hal yang dibenci dan dimurkai oleh-Nya yang harus kita jauhi dan tinggalkan.

Rosululloh shalallahu alaihi wassalam menyampaikan pesan untuk seluruh umat Islam, melalui sabdanya (artinya) :

“Aku tinggalkan bagi kalian dua perkara, yang kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh dengan keduanya, yaitu kitabulloh dan sunnahku.  Keduanya tidak akan berpisah sampai kalian (bertemu) kembali denganku di telaga Al Haudh”  (Al Hadits,  diantaranya ada dalam riwayat Hakim (I/172), dan Daruquthni(hadits no. 149), HR Imam Malik 1395 bersumber dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu dihasankan oleh Al-Albani di dalam kitabnya Manzilatus Sunnah fil Islam 1/18]

-  Alloh subhanahu wata’ala telah melarang untuk mengerjakan sesuatu yang tidak diketahui ilmunya. Alloh subhanahu wata’ala berfirman (artinya) :

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra: 36)

 

Jadi orang Islam yang tidak mau belajar agama, dia tidak akan mengerti mana jalan yang lurus (baik) dan mana jalan yang menyesatkan, mana yang benar dan mana yang salah. Mereka tidak akan mengerti mana perbuatan yang dicintai Alloh dan mana yang dibenci dan dimurkai-Nya.

Orang yang tidak mau belajar agama telah berdosa karena tidak taat kepada Alloh subhanahu wata’ala.

 

Adapun ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap muslim ada tiga yaitu mempelajari tentang Alloh subhanahu wata’ala, mempelajari tentang Nabi-Nya shalallahu alaihi wassalam, dan mempelajari tentang agama Alloh subhanahu wata’ala.

 

2.   Mengamalkan Ajaran Islam

Kewajiban setiap muslim setelah mempelajari ilmu agama adalah mengamalkan ilmunya.  Orang yang belajar agama tapi tidak mengamalkannya, tidak ada gunanya dan tetap berada dalam kesesatan dan murkan Alloh subhanahu wata’ala. 

Orang yang mengerti dengan baik ajaran Islam namun tidak mengamalkannya, sangat menyerupai orang Yahudi yang tahu kebenaran Islam tapi menyangkalnya, kemudian dilaknat Alloh subhanahu wata’ala. Adapun orang yang mengamalkan agama tetapi tidak diadasari ilmu yang benar, maka mereka menyerupai orang Nasrani (Kristen) yang beribadah dengan cara yang salah, dan telah dilaknat Alloh subhanahu wata’ala.

Orang Islam wajib mempelajari agamanya dengan sebaik-baiknya, kemudian mengamalkannya dengan cara menjalankan perintah dan menjauhi apa yang dilarangNya dan dimurkaiNya.  Mempelajari dan mengamalkan Islam merupakan jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang telah diberi petunjuk dan diberi nikmat oleh Alloh subhanahu wata’ala yaitu para Nabi, shiddiqun, syuhada dan orang-orang yang sholih.

 

3.  Mendakwahkan ajaran Islam

Kewajiban selanjutnya adalah menyampaikan dan mengajak kaum muslimin untuk mempelajari Islam dengan baik kemudian mengamalkannya, juga mengajak orang-orang yang diluar Islam agar memeluk agama Islam yang jelas telah diridhoi Alloh Subhanahu wata’ala, yang akan menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat.

Alloh subhanahu wata’ala telah menerangkan kewajiban berdakwah ini dalam firmanNya (artinya) :

“Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan peringatan yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik”  (QS An Nahl : 125)

 

4.  Bersabar dalam menjalankan kewajiban beragama

Bersabar artinya menahan hawa nafsu untuk taat dan tidak bermaksiat kepada Alloh subhanahu wata’ala serta tidak mencela dan membenci takdir Alloh subhanahu wata’ala.

Sabar itu ada 3 macam :

  1. Bersabar ketika menjalankan ketaatan kepada Alloh subhanahu wata’ala

  2. Bersabar ketika menjauhi larangan dan maksiat

  3. Bersabar ketika menerima ujian dan cobaan dari Alloh subhanahu wata’ala

 

Demikianlah, inilah empat tugas dan kewajiban bagi setiap muslim agar agamanya bermanfaat pada dirinya dengan baik, yaitu mempelajari agama, mengamalkannya, mendakwahkannya dan bersabar.